KETAPANG, MENITNEWS.id – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tinggal menghitung hari. 14 Februari adalah tanggal yang menentukan, terpilih atau tersisih. Ratusan calon anggota legislatif dari 15 partai politik berebut simpati masyarakat Ketapang. Mulai dari petahana, mantan petahana, hingga penantang baru.
Berdasarkan Daftar Calon Tetap (DCT) yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ketapang, terdapat 560 calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ketapang dari 15 partai politik. Mereka akan memperebutkan 45 kursi di DPRD Ketapang yang terbagi menjadi tujuh daerah pemilihan.
Salah satu dari 560 caleg yang akan memperebutkan 414.830 suara pada Pemilu 2024 adalah Rudiansyah. Pria asli Kabupaten Ketapang kelahiran 20 April 1986 ini mantap maju pada pemilihan legislatif. “Semua orang menginginkan perubahan yang lebih baik, termasuk saya,” tegas pria bertubuh gempal ini.
Pria yang tinggal di Kelurahan Tengah, Kecamatan Delta Pawan ini mengaku, perubahan yang dia inginkan adalah keadilan bagi seluruh masyarakat Ketapang. Salah satunya keadilan dalam pembangunan. “Meskipun saya maju pada daerah pemilihan Ketapang I, tapi saya akan memperjuangkan pemerataan pembangunan hingga ke pelosok desa,” ungkapnya.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir di salah satu warung kopi di tepian Sungai Pawan ini mengaku sudah bulat untuk maju pada Pileg. “Bukan sedekar untuk meramaikan, tapi untuk semua perubahan. Salah satu agar bisa mempercepat perubahan yang lebih baik adalah melalui kursi legislatif,” ujarnya.
Bungsu dari lima bersaudara ini mengaku sudah beberapa kali gonta-gonti pekerjaan. Tidak hanya di Ketapang, tapi sampai ke sejumlah daerah di Kalimantan Barat. “Saya diajak oleh salah satu kawan di PDI Perjuangan untuk menjadi caleg. Mumpung ada kesempatan, kenapa tidak saya coba. Meski saya baru bergabung, tapi saya punya keyakinan untuk memperoleh suara yang banyak,” paparnya.
Rudi maju sebagai caleg dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) daerah pemilihan Ketapang I yang meliputi Kecamatan Delta Pawan, Muara Pawan dan Matan Hilir Utara. “Meskipun nomor urut saya di nomor 10, tapi pilihan ada di tangan masyarakat, bukan di nomor urut,” yakinnya.
Terkait dengan pekerjaannya sebagai tukang parkir, dia mengaku tidak malu. Menurutnya, apapun akan dilakukan selagi tidak melanggar aturan negara dan hukum agamanya. “Saya justru malu jika punya amanah tapi tidak menjalankan amanah itu dengan baik,” tegasnya lagi.
Dia berharap pada pemilu 2024 ini orang-orang yang terpilih, baik sebagai legislatif, kepala daerah maupun presiden, agar tidak menyia-nyiakan amanah yang diberikan oleh masyarakat. “Mari bersama membangun daerah kita menjadi lembih baik. Bersama kita membuat perubahan yang lebih baik. Ini visi misi saya,” pungkasnya. (as)